Web Personal Rosid

About Us

Rosidin, atau sobat-sobat dumay sering menyebutnya Javas, atau Kang Javas, laki-laki, beragama Islam, anak ke 3 dari 4 bersaudara pasangan Eming (alm.) dan Ilem, lahir dari sebuah keluarga kecil dan sederhana di Dusun Bugel, Ds. Pringkasap Kec. Pabuaran Kab. Subang pada tanggal 5 Juni 1987. Memulai pendidikan di SD Negeri Pasirmukti Pabuaran Kab. Subang, dilanjutkan ke SMP Negeri 2 Pabuaran Kab. Subang, kemudian hijrah ke Kabupaten Tangerang pada tahun 2000 dan melanjutkan sekolah di SMP Taman Panggugah Manah Cikupa Kab. Tangerang, tahun 2003 melanjutkan ke SMA Negeri 1 Cikupa Kab. Tangerang dan lulus tahun 2006. Sampai saat ini pendidikannya masih mentok di tingkatan itu.  Hidup nomaden dari satu tempat ketempat lain, 13 tahun di kampung halaman, 4 tahun 7 bulan di kelurahan Sukamulya, Cikupa – Tangerang, 1 tahun 8 bulan tinggal di mesjid SMAN Cikupa – Tangerang, 1 bulan di jalanan, 1 bulan di rumah sahabat, 2 tahun 5 bulan bersama orang tua angkat tercinta di Sindangjaya – Tangerang, 8 bulan di Citra Raya – Tangerang, 4 bulan di Serpong- Tangerang, dan kini kembali di Cikupa, entah nanti kemana lagi…… Meskipun demikian saya sangat bersyukur, karena bisa mendapatkan banyak saudara, teman, dan sahabat dimana saya berada.

Saya dan Seni

 

Seni adalah sesuatu hal yang sangat saya kagumi, hal ini tidak terlepas dari Kemahakuasaan Tuhan dalam menciptakan dunia beserta isinya dengan keindahan yang tiada terkira, saya sangat menyukai sekali seni lukis khususnya dan seni rupa umumnya, menurut bapak saya, selera saya terhadap seni rupa mengalir dari sang kake, yang ternyata kepribadian seni yang paling mirip dengan kake saya. Dalam hal musik, terus terang saya tidak pandai memainkan alat musik, namun kultur, tradisi dan budaya menggiring saya untuk mencintai dan menyukai seni musik tradisional khususnya yang berasal dari tatar budaya Sunda. Sedangkan untuk musik modern saya tidak begitu peka terhadap perkembangan musik-musik terkini, selera musik saya sangat jadul, entah mengapa selera musik saya sulit tergoda oleh musik-musik masa kini, saya masih cenderung kagum dengan musik-musik tempo dulu, termasuk keroncong. (Beuhhh… jadul bener ya ??? : D). Sedangkan untuk pemusik yang sangat saya kagumi adalah Ebiet G Ade, dengan syair-syairnya yang kuat dan penyajian yang mendalam cenderung mengajak saya untuk berpikir, berpikir, dan berpikir…. selain itu juga ada Iwan Fals, yang selalu mengajak kita untuk memberikan kontrol terhadap penguasa, dan tentunya Doel Soembang beserta artis-artis lainnya yang terus setia menyajikan album-album Sunda yang akan terus mengingatkan saya akan tanah kelahiran, budaya dan tradisi.

 

Saya dan Olahraga

Saya bukanlah seorang olahragawan ataupun atlet, namun saya sangat menggemari dunia yang satu ini, beberapa cabang olahraga dapat saya mainkan alakadarnya (sekedar mencari keringat), namun tidak ada satupun yang menjadi predikat mahir. Cabang olahraga yang sangat saya gemari adalah hockey, tepatnya Field Hockey, yaitu olahraga hockey yang dimainkan di lapangan bvukan diatas es.

 

Saya dan Pendidikan

Pendidikan bagi saya adalah unsur terpenting dalam hidup ini, hal ini juga sebagaimana perintah Alloh SWT yang menyuruh kita untuk membaca, membaca, dan membaca. Sampai saat ini, pendidikan saya masih nyangkut sampai tingkat SMA, meskipun demikian saya berprinsip harus tetap belajar, belajar dan belajar. Sepahit-pahitnya pendidikan bagi saya adalah bolehlah kita tidak sekolah, namun bukan berarti kita menyerah pada kebodohan, kita harus banyak belajar pada para pendahulu kitaterdahulu, meskipun mereka tidak mampu untuk sekolah, namun mereka memiliki kemauan untuk belajar.

Dalam hati, pikiran dan angan-angan saya terpendam sebuah impian, bilamana kelak saya diberikan kelebihan materi oleh Alloh SWT, ingin sekali saya mendirikan sekolahan “khusus” untuk anak-anak yang “dicap” nakal, bandel, brutal, IQ jongkok dan tentunya bagi yang kurang mampu. Kenapa saya punya impian seperti itu ?, ini adalah salah bentuk protes saya terhadap legitimasi sekolah unggulan. Begitu banyak sekolah yang mengejar pengakuan “unggulan”, sehingga tidak jarang diantara sekolah-sekolah tersebut yang melakukan (menurut saya) cara-cara yang tidak sehat, seperti hanya menerimacalon siswa dengan grade nilai tinggi, berkelakuan baik, atau bahkan berkemampuan finansial lebih. Jika demikian halnya, bagaimana dengan calon peserta didik yang nilainya rendah, apaka mereka mau dibiarkan bodoh ?, bagaimana dengan yang kelakuannya kurang baik ?, apakah mereka akan dibiarkan nakal ?. Lalu dimana letak tanggung jawab sekolah sebagai sebuah lembaga pendidikan yang berkewajiban memperbaiki SDM dan moral bangsa ?.

 

Aktifitas

 

 

  • Berjalan ke depan, sekali-kali berhenti sejenak untuk mengisi bahan-bakar, dan terkadang mundur dulu kebelakang karena didepan ada bahaya.

 

Visi & Misi

This section is empty.

Agenda Pribadi

This section is empty.

Search site

Copyright©2010 Rosidin